Seperti menggenggam pasir di laut.
Jika menggenggamnya terlalu erat, maka pasir itu akan jatuh melalui sela-sela jarimu dan terlepas dari genggaman mu.
Maka genggam lah menggunakan kedua tanganmu, berikan ruang yang cukup sehingga pasir itu hanya akan bergerak mengikuti wadahnya, jangan memaksakannya.
Maka begitupun kita, begitupun cinta.
Jangan dilepaskan, pun dipaksakan.
Percayalah kepada Sang Pemilik Hati diatas, karna takdir dan jodoh dari-Nya tak pernah salah alamat, tak pernah tertukar, dan selalu disediakan-Nya yang baik untukmu bahkan apabila itu versi terburuk menurutmu.
-
Surat kecil untuk kamu,
Akan kah kita sepakat memisahkan perasaan dan pencapain?
Menyelesaikan urusan masing-masing, menggapai cita masing-masing dan membawa perasaan masing-masing.
Jika urusanku dan urusanmu telah selesai,
Jika citaku dan citamu sudah tergapai,
Entah,
Kita akan pulang kerumah yang sama atau memilih rumah yang lain.
Aku,
membawa perasanku untukmu,
Bersama mimpi yang ingin ku gapai,
Bersama cita yang ingin ku capai.
Aku selalu berharap,
Aku adalah satu-satunya rumah
yang kau tuju ketika urusanmu telah usai.
-
Kemarin aku menjadi alasanmu tersenyum..
Kemarin aku menjadi alasanmu untuk tertawa..
Kemarin aku adalah satu hal yang menjadi akar dari segala hal yang membuatmu bertahan..
Sekarang..?
Sekarang semuanya berubah..
Sekarang aku menjadi alasanmu kehilangan duniamu..
Sekarang aku menjadi alasanmu kehilangan sahabat karibmu..
Sekarang aku menjadi alasanmu kehilangan senyum itu..
Entah..
Alasan apa yang membuatmu berubah,
Hingga bungkam tak mau menjelaskan.
Aku sadar,
Aku bukan lagi prioritasmu..
Apa ini saatnya.. untuk aku pergi?
-
Cara Terbaik..
Semesta punya cara terindah untuk membuat sebuah senyum,
Melerai sebuah tangis menjadi seulas senyum yang tulus,
Menerima yang terjadi dengan begitu ikhlas nya,
Sabar, kunci utama dalam hidup untuk suatu yang telah terjadi,
Waktu akan menjawab saat sang pencipta mulai berkehendak kembali,
Menjawab sebuah tanya dalam setiap benak seorang hamba,
Tentu dengan kehandaknya..
-
Masa lalumu tetap menjadi milikmu,
Dirimu yang dulu bukanlah urusanku.
Kamu hidup entah dengan siapa, memercayakan hati entah kepada siapa, entah berakhir buruk atau bahagia.
Aku tidak pernah tau itu.
Saat kita dipertemukan takdir,
Aku hanya mendengar kisahmu dari mulutmu,
Aku tak ingin tau lagi selain kamu yang sekarang telah bersamaku.-
Dear Dito,
Ketika aku telah mengikhlaskan mu,
Percayalah, aku telah melewati malam-malam penuh air mata.
Aku telah mematahkan ego tentang cinta.
Aku sudah melangitkan ribuan do'a, agar Allah menunjukan jalan selain perpisahan dan memintamu untuk ku.
Namun pada akhirnya,
Jalan ini yang Allah tunjukkan untuk kita.
Jalan yang harus kita lewati.
Aku ikhlas, dan aku harap kamu pun sama.-
Jujur saja.
Aku hanya wanita biasa, ilmu ku tak sebesar apa yang kau kira.
Aku tak sebaik seperti apa yang kau lihat.
Dan aku tak secantik apa yang kau temukan di beranda dunia maya.
Tak pernah lebih dari itu, aku hanya seorang wanita yang berusaha bersembunyi dibalik hiruk pikuk dunia.-
Percikan air basuhi muka dan kepala,
Bentangkan Sajadah tenangkan Jiwa,
Disana, Aku ceritakan semua yang kupunya,
Kamu, senyuman, dan sekeping Asa,
Yang tak bertuan dan tak tau arah.
Kepada Sang Khalik,
Penguasa Bumi dan Langit,
Kudoakan Dirimu disetiap Detik,
Hingga Air Mata jatuh menitik,
Basahi mulut yang kian menukik,
Entah dirimu atau bukan yang tertulis
di lauhul Mahfudz aku tetap berbisik.
-
Harapanku, bila aku jatuh hati,
Maka aku akan jatuh pada hati yang dapat membuktikan,
Bukan pada hati yang hanya sibuk meyakinkan-
yeah, you may talk to me, make me laugh and say the sweetest things. but, how many other girls are you doing that do?
I don't know-