Aku masih menggenggammu,
Lewat do'a, rindu, jarak
Serta beberapa tangis di antaranya
Berharap satu inginku diiyakan Tuhan
Kembalimu bukan hanya dimimpi
Namun nyata dalam dekap-
Pada jarak ini kutemukan tanya;
Untuk apa daun selalu ikhlas
diterbangkan angin menuju ke
pembaringan yang entah?
Sedang di antaranya,
Ada dahan yang tertunduk dalam
tunggu menghitung banyaknya
kesedihan.-
Hitam putih mendekati abu
Entah pada liukan ke berapa
aku kehilangan caraku mengarsir,
Dan mataku hanya bisa berharap pada lutut
Semoga itulah caraku
melukiskan sisa jejakmu yang tertinggal-
Tentang kepergian;
Adakah yang lebih nyeri dari pada menunggu yang tak pasti?
Duhai hati,
Ketika adamu tak lagi dihargai
Apa lagi yang harus dinanti?-
Tuhanku,
Jika kelak dikehidupan nanti ada yang memintaku dengan iman
Berikanlah aku padanya
Sungguh, sebenarnya dia mengerti caranya menghargai dan memberi arti dihidupku-
Duhai kamu yang kusebut debar;
Kamu menjelma segala dalam setiap kedipku
Riuh tentangmu,
Tak pernah memberi surut di rindu
Aku bisa apa?
Tentangmu hanya mampu kulangitkan
Dan lalu kuikhlaskan segenap tentangmu
Mengalir deras dalam linangan air mata
Duhai kamu,
Maujudlah dalam rindu
Dengan segala resah dan gelisahnya-
NYANYIAN ANGIN
Semilir perlahan tergulung deru
Menyeringai di barat
Menepi di timur
Mengecup di utara
Terbaring di selatan
Engkau;
Mendekapku di sekujur
Menggoyangkan rambut dan bebulu
Meninabobokan aku
Dalam sampan yang kita sebut;
Cinta
Pajajaran, 16 April 2015-
NYANYIAN PASIR
Malam ini aku meminta deburmu setubuhiku dengan hening
Muntahkan desisnya ke tepi
Biarkan buih menghempaskannya ke pesisir
Di sapu bersih oleh nyiur nan jatuh terkulai
Sisakan jejak rindu nan kini menjadi nista
Dengar,
Berikan aku satu yang pasti
Saat gunung belum kaurebahkan menjadi ladang
Saat semilir belum memisahkanku menjadi butiran
Atau saat bara belum memanggangku menjadi debu
Sebab aku ada di antaranya
Pajajaran, 9 April 2015-
Ketika mataku melihat begitu banyak cahaya
Aku akan tetap menatapmu
Meskipun hanya sekilas pijar nan remang
Sebab, engkaulah tuju yang ku mau-
PENGAKUAN KITA
Di bawah pusar hari kau bercerita
Tentang indahnya rasa nan tak tereja
Bentangnya melebihi cakrawala
Aku bayangkan
Kau mimpikan
Rasa kita berpagut
Meski baru sekedar desiran
Meski nista
Atau dosa
Namun inilah buai dunia
Indah yang kita rasa
Takutku ini sementara
Ataukah tak lana
Namun inilah asa yang sekarang kita punya
Aku mencintaimu, Tuan!
Pajajaran, 23 November 2013-