Senja jingga memandang dari kejauhan
Seakan memerhatikan tetes demi tetes
linang air mata berjatuhan
Senyummu tak akan bisa hentikan
luka yang terlanjur menusuk begitu dalam
Engkau tawarkan telaga
yang dapat membasuh lara
Engkau hadirkan embun
yang bisa menyejukkan bara
Namun, selalu saja
Kuyakini semua hanya sia-sia
Berapa masa harus kulewatkan
agar aku dapat melupakan(nya)?
Sampai kapan engkau bertahan
dalam keniscayaan tanpa harapan?
Lepaskan saja aku
yang tak bisa memberimu bahagia
Berpalinglah dariku
yang hanya bisa membuatmu kecewa
-
Di tubir hari, bola jingga jatuh ke dasar gelap
Menyisakan sedikit jejak pada bulan
Sebelum menjadi gemerlap di sisi lain-
Rupanya benar,
Rindu itu tak pernah mati
Atau pun benar-benar pergi
Ia hanya menghilang untuk kembali
Seumpama senja,
Yang datang lalu pergi lagi
Selalu begitu
Setiap hari
-
Belajarlah dari senja bahwa apapun yang terjadi hari ini, pasti akan berakhir indah...
Terimakasih semesta
-
Wahai diri masihkah kau belum mau menghafalkan Al Quran??
Padahal menghafalkan Al Quran adalah aktivitas ibadah menuju usia senjamu.-
Tak sedikit orang terpikat indahnya senja hanya karena warnanya hingga lupa nikmat indahnya gelap malam tatkala mengunci jiwa tuk menghamba
Esharagil--
Jangan salahkan hujan,
bila mendadak kenangan tentang dia tumpah ruah, seketika
saat hujan tiba.
Jangan salahkan senja,
jika tetiba memori luka yang tertinggal, kini kembali terbuka,
ketika senja menyapa.
Tanya sendiri ke dalam hatimu;
Sudah move on, belum?
-
Saat Matahari tenggelam diperaduannya
Senja menyambut dalam pelukan jingga
Rindu adalah selimut jiwa setiap insan
Sabar dan tawakkal kasih dalam pelukan-
Ijinkan lembayung senja menyapa,
setelah rinai hujan hadir
meluruh letih dan duka,
tersapu habis
oleh hadirnya.
"Senja"/7.12.20-
Rindu
Imelda
Di sini aku terpaku
Siluet senyum memahat rindu
Rasa yang pernah singgah
Masih enggan berpindah
Aku memeluk hening
Hiba khusuk untuk dambaku
Di sepotong senja
Bumi Lancang Kuning, 18062020
-