Secangkir Kopi Rindu
Hati berbisik pada sebuah cawan porselen seputih susu,
Maukah kau menampung rindu sejarak 280 km?
Jauh yang merenggut hangat dekapan dan tawa
Tinggalkan gigil berkawan sepi
Kau katakan ya,
Maka kuracik larutan penawar gelisah
Dua sendok bubuk kelebat raga
Tambahkan gula angan senyuman
Kuseduh hingga mengepulkan asap
Membawa sayap-sayap rindu kepadanya
Pada warna pekat secawan rindu kukatakan
Pagi biasa terbit di parasnya
Lalu kulukiskan dalam kanvas angan
Membuka laci-laci kenangan
Satu sesapan pahit menjelma nyata
Tegaskan jerit kesunyian
Kepulan dialog sebati meliuk-liuk
Menguar terhirup dinding kosong
Namun pada punca getir pahit,
kusematkan pengharapan
Bahwa lidah kan mencecap manis
Saat pertemuan
Palembang, 11 Desember 2018
-
11 DEC 2018 AT 18:36